Akrabkah anda dengan
istilah semacam e-commerce, e-banking, e-learning, e-government, e-mail
dan sebagainya? Huruf “e” disini mengacu pada kata “electronic”. Bagaimana
dengan e-library, e-books, e-journal, e-bibliografi (OPAC) sama populerkah?
kemunculan internet merupakan salah satu sarana yang sangat membantu para
akademisi. Bagaimana tidak? Beraneka ragam referensi, jurnal, maupun hasil
penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang
berlimpah. Kamu-kamu sebagai mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di
perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan
memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera
ditemukan.
Selain menghemat tenaga dalam
mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date.
Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses penulisan,
penerbitan, sampai ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu
akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu jelas membutuhkan waktu.
Kendala ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah di internet
mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit menerbitkan sebuah
buku. Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung
lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional.
Untuk menuju perpustakaan
elektronik (e-library) atau digital library, maka produk-produk perpustakaan
harus dilayankan secara elektronik. Berdasarkan
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, menyebutkan :
”Perpustakaan
digital (Inggris: digital library atau electronic
library atau virtual library) adalah perpustakaan yang
mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa
diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis
perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro
(microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari
perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan
secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan
mudah lewat jaringan komputer.” [1]
Menurut Glossary yang
dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan
koleksi digital adalah:
“This is an electronic Internet based collection of
information that is normally found in hard copy, but converted to a
computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain
popularity, possible because of the quality of many computer screens and the
relatively short ‘life’ of the Internet.” [2]
Sedangkan
menurut Donald J. Waters mendefinisikan perpustakaan digital adalah :
“Digital libraries are organizations that provide
the resources, including the specialized staff, to select, structure, offer
intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and
ensure the persistence over time of collections of digital works so that they
are readily and economically available for use by a defined community or set of
communities.” [3]
Singkatnya
koleksi digital sebenarnya dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam
bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak,
yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya.
Koleksi digital disini dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektronik,
jurnal elektronik, database online, statistic elektronik, dan lain sebagainya.
Setiap perguruan
tinggi harus menyadari bahwa digitalisasi di perpustakaan adalah untuk
meningkatkan kualitas jasa, bukan sebagai penambahan jumlah atau pembaharuan
(modernisasi) peralatan saja. Dalam hal ini perpustakaan digital dapat diukur
berdasarkan 10 butir penilaian kualitas jasa, yaitu :[4]
1. Kinerja umum (performance)
Memenuhi persyaratan dasar
dalam penggunaan teknologi digital
2. Keselarasan (conformance)
Memakai standar lokal,
nasional, maupun internasional dalam hal pengiriman dan pertukaran informasi
3. Kekhususan (features)
Memberikan kemudahan yang
tidak ada di perpustakaan biasa dalam bentuk fitur atau jasa khusus
4. Kehandalan (reliability)
Menjamin keajegan dalam
penyediaan informasi
5. Kesinambungan (durability)
Bukan merupakan ”proyek
sesaat”
6. Keterbaruan (currency)
Informasi selalu diperbarui
7. Kemudahan jasa (servive
ability)
Mudah digunakan, termasuk bagi
mereka yang baru pertama kali menggunakan.
8. Keindahan
penampilan (aesthetics and image)
Memenuhi selera pengguna demi
kenyamanan penggunaan
9. Kesepakatan kualitas (perceived
quality)
Merupakan kesepakatan antar
pemakai, bukan pandangan individual
10. Kebergunaan (usability)
Merupakan ukuran paling
penting di semua jenis jasa. Nilai ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi
subyektif berdasarkan pengalaman mereka dalam hal.:
a. Efektivitas sistem
Seberapa jauh perpustakaan
digital mampu secara tepat memberikan solusi informasi bagi pengguna. Termasuk
di sini adalah relevansi informasi itu bagi pengguna.
b. Efisiensi sistem
Yaitu kemampuan sistem
menghemat waktu dan upaya pengguna dalam mendapatkan informasi dari berbagai
sumber, tidak hanya dari lingkungan lokal.
c. Kepuasan
Yaitu ukuran subyektif tentang
kemudahan pemakaian, tampilan, struktur informasi, kandungan, keluasan jaringan
(seberapa banyak sumber yang bisa dihubungi)
d. Kemudahan integrasi
Seberapa jauh perpustakaan
digital dan jasanya dapat dengan mudah dijadikan bagian dari kegiatan utama
pengguna di universitas (belajar, mengajar, penelitian)
Membangun koleksi digital juga
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengadaan koleksi melalui penyedia
koleksi digital atau database digital baik membeli atau berlangganan. Adapun
ragam koleksi digital adalah :
1. E-Journal
Menurut Glossary yang
dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud
dengan e-journal adalah :
“An article or complete journal available fully
electronically via a web-site on the Internet. It could be available free or as
part of a paid for service. This trend is older and more established than the
trend of providing e-book content via the Internet.” [5]
Artikel-artikel untuk jurnal
ilmiah merupakan pengetahuan primer, berbeda dengan buku pelajaran yang
merupakan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer baru akan ada apabila ada
penelitian baru, jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja menerbitkan jurnal
ilmiah dan mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang meneliti
maka tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan. Situasi ini sama sekali terbalik
dengan penerbitan majalah.Penelitian memerlukan dana yang tidak sedikit, dengan
dermikian tidak heran bahwa kualitas ilmiah suatu negara tergantung dari
alokasi dana penelitian yang dialokasikan oleh pemerintahnya. Amerika Serikat
dan negara-negara Eropa secara tradisional mempunyain anggaran besar untuk
penelitian, sehingga negera-negara itu menjadi sumber utama-artikel ilmiah.
Sumber lain untuk penelitian adalah yayasan-yayasan yang dibentuk oleh para
milyarder di negara-negara maju.
Saat ini banyak perpustakaan
perguruan tinggi berlangganan database online yang berisi berbagai macam jurnal
elektronik maupun artikel elektronik. Melalui database online ini perpustakaan
mampu menyediakan koleksi digital yang dapat diakses oleh pengguna perpustakaan
dalam wilayah area tertentu. Ebscohost danProquest adalah
dua contoh database yang saat ini cukup laris dan menjadi primadona bagi
perpustakaan perguruan tinggi yang ingin menyediakan koleksi
digital. Untuk membangun sistem perpustakaan digital, ada banyak
aplikasi yang bisa digunakan, baik yang komersial maupun yang Open Source.
Akses e-journal di
Indonesia masih menemui berbagai kendala, diantaranya seperti yang diungkap
oleh Budi Rahardjo, yaitu :[6]
1. Kurangnya
penguasaan bahasa Inggris.
Kita
sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris, tetapi
sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris. Maka
penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).
2. Kurangnya sumber
informasi dalam bahasa Indonesia.
Untuk itu sumber informasi
dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi
pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia.
2. Katalog Online (OPAC)
Berdasarkan
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia,
menyebutkan :
“An Online
Public Access Catalog (often abbreviated as OPAC or simply Library Catalog) is an online database of materials
held by a library or group of
libraries. Users typically search a library catalog to locate
books, periodicals, audio/visual materials or other items under control of a
library.[7]
OPAC merupakan database online berupa bahan pustaka
yang dimiliki oleh perpustakaan, di mana pengguna bisa melakukan pencarian
bahan pustaka yang dimaksud untuk mengetahui lokasi maupun status bahan pustaka
tersebut. Tujuan utama dari katalog
terkomputerisasi adalah membuat suatu sistem pengkatalogan yang sesuai dengan
pemanfaatannya.. Sumber-sumber pembuatan katalog online (terkomputerisasi)
didapatkan dari:
a. Katalog manual lokal
yang berbentuk lembaran atau kartu tercetak;
File yang telah dibuat oleh
kataloger, baik telah berformat MARC maupun belum;
b. Penggabungan
(integrasi) file database katalog antar perpustakaan;
c. Membeli katalog komersial
berformat MARC.
Hasil katalog terkomputerisasi
ini dapat diakses melaluiOnline Public Access Catalogue (OPAC) atau
situs web.
3. E-books
Berdasarkan Wikipedia, the free encyclopedia
menyebutkan bahwa e-book adalah:
“An e-book (short
for electronic book, also
written eBook or ebook) is an e-text that forms the digital media equivalent
of a conventional printed book, often protected with a digital rights management system.
E-books are usually read on personal computersor smart phones, or on
dedicated hardwaredevices known
as e-book readers or e-book
devices. Many mobile phones can also be used to read e-books.”[8]
Buku-e (singkatan
dari buku elektronik)
atau buku digital adalah
versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan
kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku-e berisikan informasi
digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku-e diminati
karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya
memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam buku-e dapat dengan cepat
dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format buku-e yang populer, antara lain
adalah teks polos, pdf, jpeg, lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk
membaca buku-e tersebut.
a) Teks
polos : Teks polos adalah
format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap piranti lunak
menggunakan komputer personal. Untuk beberapa devais mobil format dapat dibaca
menggunakan piranti lunak yang harus lebih dahulu diinstal.
b) Pdf : Format pdf memberikan kelebihan dalam hal format yang
siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu
terdapat pula fitur pencarian, daftar isi, memuat gambar, pranala luar dan juga
multimedia.
c) JPEG : Seperti halnya format gambar
lainnya, format JPEG memliki
ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena
itu format ini umumnya populer bukan untuk buku-e yang memilki banyak teks akan
tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh
gambar.
d) LIT
: Format LIT merupakan format dariMicrosoft Reader yang memungkinkan teks dalam buku-e
disesuaikan dengan lebar layardivais mobil yang digunakan untuk mebacanya. Format ini
memiliki kelebihan bentuk huruf yang nyaman untuk dibaca.
e) HTML
: Dalam format HTML ini gambar
dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan dan gambar dapat diatur, akan tetapi
hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila dicetak.
Dalam menyebarkan informasi digital,
maka perlu suatu media yaitu internet. Ada beberapa pengertian internet,
diantaranya adalah :
Smith menyatakan bahwa
internet adalah:
“The internet is just an international network of
computer linked together. Once you’re hooked up and plugged in you can rocket
around computers across the world, drop into discussion groups, read bulletin
boards, share ideas, photos, videos, articles, news and games.” [9]
(Internet hanyalah jaringan
computer internasional yang dihubungkan bersama. Sekali anda tersambung, anda
dapat dengan singkat terhubung ke seluruh dunia, terlibat dalam kelompok
diskusi, membaca buletin, berbagi ide, photo, artikel, berita dan permainan)
Supriyanto mengatakan bahwa :
”Internet
adalah sebuah jaringan komputer global yang terdiri dari jutaan komputer yang
saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi
secara bersama. Jadi internet merupakan kumpulan atau penggabungan jaringan komputer
lokal atau LAN menjadi jaringan komputer global atan WAN.” [10]
Dari pendapat di atas dapat
dijelaskan bahwa internet merupakan hubungan antara jaringan komputer besar maupun
kecil yang ada di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan komunikasi jarak
jauh yang ada. Dari hubungan itulah manusia dapat saling berkomunikasi dengan
cepat, mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai sumber pengetahuan yang
berharga, meskipun berada di belahan bumi yang berbeda. Perlu digaris bawahi
bahwa internet tidak sama dengan web. Web atau lengkapnya WWW (World Wide
Web) adalah sebuah koleksi keterhubungan dokumen-dokumen multimedia yang
disimpan di internet dan diakses menggunakan protokol (HTTP). Munculnya
internet membawa dampak pada perpustakaan sebagai ancaman, bahkan bisa
menggeser kedudukan perpustakaan. Menurut Allen and Retzlaff mengatakan bahwa :
“Libraries are threatened because, in social terms,
the internet might seem to render them less relevant. At the same time, the
technologies of information brought to life in the internet make libraries so
much more extensive that their relevance has never seemed more obvious.” [11]
Keberadaan
internet akan menggeser perpustakaan karena internet akan lebih memberi
kemudahan kepada pengguna daripada harus masuk ke perpustakaan yang pasti akan
dihadapkan dengan segala peraturan dan birokrasinya, apalagi dengan
pustakawannya yang sering cemberut daripada sikap menyapanya. Dengan
berinternet di rumah, di kantor ataupun di warnet pengguna akan dimanjakan
dengan infomasi yang luas, dengan berinternet pengguna bisa menikmati informasi
yang kadang tidak ditemukan di perpustakaan. Untuk itu perpustakaan sebagai
penyedia jasa informasi perlu melakukan strategi internet, dengan memanfaatkan
jasa layanan internet. Namun demikian internet juga memberi kesempatan pada
pustakawan dan perpustakaan untuk menjawab kebutuhan informasi. Seperti
yang dikemukakan oleh Sullivan :
“A survey undertaken in 2001 found that 71 per cent
of internet users expressed frustration when searching the internet and, at
that time, it took about 12 minutes, on average, for users to experience ‘search
rage’ (Sullivan 2001). Danny Sullivan (2001), editor of SearchEngineWatch,
suggests we ‘consider some more “traditional” alternatives. For example,
consult an informational professional, such as a librarian.” [12]
Munculnya teknologi baru
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan. Keberadaan internet dapat
dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah dunia pendidikan yang
kompleks. Menurut Budi Rahardjo dalam artikel tentang Internet Untuk
Pendidikan, manfaat internet dapat diuraikan sebagai berikut :[13]
a) Akses ke
sumber informasi.
Sebelum
adanya Internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh dunia)
adalah akses kepada sumber informasi. Perpustakaan
yang konvensional merupakan sumber informasi yang sayangnya tidak murah.
Buku-buku dan journal harus dibeli dengan harga mahal. Pengelolaan yang baik
juga tidak mudah. Sehingga akibatnya banyak tempat di berbagai lokasi di dunia
(termasuk di dunia Barat) yang tidak memiliki perpustakaan yang lengkap. Adanya
Internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia
banyak. Dengan kata lain, masalah akses semestinya bukan menjadi masalah lagi.
Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang anda minati, pasti ada
informasi di Internet..
b) Akses ke pakar.
Internet menghilangkan batas
ruang dan waktu sehingga memungkinan seorang siswa berkomunikasi dengan pakar
di tempat lain.
c) Media kerjasama.
Kolaborasi atau kerjasama
antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan
lebih mudah, efisien, dan lebih murah.
Sarana layanan akses internet merupakan suatu keharusan untuk mendorong
peningkatan pemanfaatan layanan perpustakaan yang pada akhirnya bermuara
pada peningkatan kualitas dan produktivitas civitas akademika.Didukung dengan penyediaan infrastruktur internet
di dalam kampus mampu meningkatkan efisiensi penyediaan layanan akses dan
publikasi elektronik disamping fungsi komunikasi dan sistem informasi
manajemen. Kolaborasiantara pusat komputer dan
perpustakaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagai penyedia
infrastruktur dan muatan, mampu mengembangkan suatu pelayanan informasi
berbasis web yang
sesuai dengan harapan pengguna (civitas akademika). Kelebihan sarana internet
yang tidak mengenal batas geografis juga menjadikan internet sebagai sarana
yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh, baik melalui kursus
tertulis maupun perkuliahan. Tentu saja ini menambah panjang daftar keuntungan
bagi mereka yang memang ingin maju dengan memanfaatkan sarana internet.
Tantangan baru teknologi informasi
khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi
dengan cepat, tepat dan global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia
informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, mau tidak mau
harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Salah
satunya adalah dengan mewujudkan digital library yang terhubung dalam jaringan komputer.
Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protocol elektronik melalui jaringan komputer.
Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protocol elektronik melalui jaringan komputer.
Istilah digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan
electronic library dan virtual library. Sedangkan istilah yang sering digunakan
dewasa ini adalah digital library. Bahkan di dalam suatu sistem web based
learning atau virtual classroom (begitu banyak pihak menyebut sistem belajar
melalui internet), tentu saja ada yang disebut virtual library.
Perpustakaan digital atau digital library adalah gabungan
ICT(Information and Communication Technology) dengan isi dan program yang
dibutuhkan untuk mereproduksi dan mengembangkan layanan yang biasa disediakan
oleh perpustakaan konvensional yang berbasis kertas atau material lainnya.
Digital library mulai berkembang pesat sejak tahun 1990 diiringi dengan
kemajuan teknologi jaringan komputer yang memungkinkan pengaksesan informasi
dari satu tempat ke tempat lain yang sangat jauh dalam waktu singkat.
Isu-isu yang terkait di dalam digital library :* Multimedia Database*
Information Mining* Information Warehouse* Information Retrieval* Online
Information* Electronic Library* World Wide Web (WWW)* Wide Area Information
Services (WAIS)
Di dalam perkembangan dunia perpustakaan sekarang ini banyak sekali
terminologi-terminologi mengenai library. Mungkin pembaca pernbah mendengar
atau mengetahui informasi mengenai electronic library, digital library, Sistem
informasi perpustakaan melalui web (Web Catalogue). Sebetulnya dimana letak
perbedaan antara hal-hal tersebut.
* Electronic Library adalah sebuah sistem perpustakaan yang menggunakan
media elektronik dalam menyampaikan informasi dan sumber daya yang
dimilikinya. Media elektronik yang digunakan ini diartikan secara luas
bisa melalui komputer, telepon, Internet, web, dan lain-lain.
* Web Catalogue atau sistem informasi perpustakaan melalui web adalah
sebuah sistem informasi dan transaksi perpustakaan melalui interface
berbasis web.
* Digital library adalah penggabungan dari sistem informasi perpustakaan
melalui web atau pun secara elektronik dengan koleksi-koleksi dalam format
digital.
Karakteristik Digital Library, Ini adalah karakteristik utama dari digital library:1. Manajemen
sumberdaya menggunakan komputer.2. Komunikasi antara penyedia dengan pengguna
informasi melalui kanal elektronik.3. Pemenuhan kebutuhan pengguna informasi
oleh staf melalui transaksi elektronik.4. Penyimpanan, pengorganisasian, dan
pengiriman informasi ke pengguna melalui kanal elektronik.
Dari karakteristik diatas maka perpustakaan koleksi yang melayani
pengguna secara otomatis penuh(komputerisasi), belum bisa disebut sebagai
digital library. Perpustakaan disebut digital library ketika mayoritas
sumberdayanya ditangani dengan menggunakan formulir elektronik melalui kanal
elektronik.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan cukup penting dalam suatu digital
library. Pengumpulan dan pengolahan data adalah salah satunya, dalam hal ini
data yang dikumpulkan dalam berbagai bentuk dan format oleh karena itu
diperlukan pengelompokan atau pengklasifikasian data yang terkumpul. Format dan
bentuk content yang terkumpul dapat berupa artikel, jurnal, white paper,
presentasi, majalah on-line, e-book dalam format word, pdf, HTML, dan
lain-lain. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah
pengklasifikasian data. Pengelompokan sumber-sumber data ini misalnya
berdasarkan nama penulisnya, nama pembicara apabila file tersebut merupakan
file presentasi, berdasarkan event, berdasarkan topik dan judul ataupun
berdasarkan kriteria-kriteria lainnya . Kemudian data tersebut dipadukan dalam
suatu sistem database tertentu. Selain itu diperlukan juga suatu interface
antara pengguna, operator, administrator dan database-nya sendiri oleh karena
itu dibuat beberapa fasilitas seperti fasilitas pendaftaran, layanan informasi
dan transaksi, fasilitas penelusuran data, lain-lain.
Pengembangan
Digital Library* Digital library adalah perpustakaan elektronik dimana pengguna dan
penyedia informasi tersebar, tidak mengenal tempat secara fisik, dan
sangat transparan.* Tidak hanya satu tempat akses, dan tidak hanya satu tempat
penyimpanan.* Seluruh transaksi “on the fly”. Seluruh transaksi dilakukan
secara online* Akses terhadap Digital Library tidak dibatasi oleh tempat dan
waktu. Bisa kapan saja dan dimana saja.* Koleksi elektronik bertambah
dengan pesat, sedangkan koleksi tercetak menurun.* Koleksi multimedia: teks,
suara, dan gambar.
Digital library dapat berupa “bagian” dari Internet. Di dalamnya
menyediakan beragam layanan, diantaranya: search engines, web browser, database
management system, multimedia document, dan lain-lain.
Model Dokumen di dalam Digital Library : 1. Multilingual documents2.
Multimedia documents3. Structured documents4. Distribution collections
Koleksi
Digital
Bahan-bahan koleksi yang ada di dalam suatu digital library secara garis
besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang
didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang
format awalnya yang sudah dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak
diperlukan lagi proses digitalisasi dari content tersebut.Digitized material
adalah koleksit yang format awalnya tidak dalam bentuk digital sehingga
diperlukan suatu proses digitalisasi untuk mengubah format tersebut ke dalam
format digital. Untuk itu diperlukan suatu tool yang berfungsi sebagai alat
untuk mengubah format yang non digital ke format digital.Tetapi dalam melakukan
proses didigitalisasi ini harus diperhatikan pula mengenai masalah hak cetak
dan hak kepemilikan intelektual. Tidak semua penulis dan penerbit mengijinkan
karya-karyanya diubah dalam bentuk digital.
* Koleksi sudah digital: formatting, streaming.* Koleksi tercetak:o
Digitalisasi : retype, scanning, recordingo Formatting and streaming
Format atau jenis bahan-bahan koleksi
dari digital library diantaranya adalah sebagai berikut:
1). Text : Format: .DOC .TXT .PDF .RTF.2). Images: Format: .BMP .TIF .
GIF .JPEG .WMF.3). Animation: Format: .ANI .FLI .SWF.4). Video: Format: .AVI
.MOV .MPG.5). Audio: FormatWAV .MID .SND .AUD.6). Web Pages: Format: .HTM .HTML.7).
Programs: Format: .COM .EXE
Isu-isu penting yang menyangkut tentang koleksi digital adalah:* Cepat
dan mudah diakses melalui kanal komunikasi data.* Ukuran file.* Format file.*
Kompatibilitas dengan software untuk mengaksesnya.
Standard yang digunakan Dalam mengimplementasikan digital library yang
dapat diakses melalui jaringan publik terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya adalah bagaimana koleksi-koleksi digital library
tersebut direpresentasikan didalam web, bagaimana mengenai user aksesnya serta
bagaimana teknik komunikasi yang digunakan. Berikut adalah beberapa standard
yang ada baiknya diperhatikan dalam mengimplementasikan sistem digital library.
1.Material Description. Bibliographic : MARC, Dublin Core, SGML, HTML,
XML, TEI
2.User Access. Terdapat dua metode akses yang bisa dilakukan oleh user
dalam mengakses sistem informasi perpustakaan. Pertama adalah melalui
dedicated line dan yang kedua adalah melalui Public Network. Dan dalam
digital library yang dibahas disini akses yang digunakan adalah memalui
jaringan publik. Kebanyakan standard yang dipergunakan untuk akses
pengguna ini adalah HTTP (HyperText Transfer Protocol).
3.Communication System. TCP/IP, ini merupakan standard yang sudah dapat
diterima semua pihak untuk masalah jaringan paket data yang reliable.
Sistem Keamanan
Keamanan adalah salah satu hal yang harus benar-benar menjadi perhatian
dari penyelenggara digital library. Dengan banyaknya data yang harus dijaga
tentu semakin tinggi pula tingkat security data yang diperlukan. Ada dua hal
dari sekian banyak hal penting yang harus menjadi perhatian dari penyelenggara
digital library ini, yaitu:
1.UserAuthentication.
Sebelum dapat mengakses layanan-layanan yang diberikan oleh digital library maka akan dilalui terlebih dahulu proses authentikasi. Tujuan dari authentikasi ini adalah untuk menjaga supaya hanya orang yang mempunyai hak akses saja yang bisa mendapatkan layanan digital library
Sebelum dapat mengakses layanan-layanan yang diberikan oleh digital library maka akan dilalui terlebih dahulu proses authentikasi. Tujuan dari authentikasi ini adalah untuk menjaga supaya hanya orang yang mempunyai hak akses saja yang bisa mendapatkan layanan digital library
2.UserAuthorization
Tujuan dari user authorization ini adalah untuk menentukan apa saja layanan-layanan yang bisa diperoleh pengguan dari digital library. Tingkat-tingkat authorisasi tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu:* Non Anggota* Anggota* Operator* Administrator
Tujuan dari user authorization ini adalah untuk menentukan apa saja layanan-layanan yang bisa diperoleh pengguan dari digital library. Tingkat-tingkat authorisasi tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu:* Non Anggota* Anggota* Operator* Administrator
Layanan untuk pengguna
umum
Biasanya pelanggan dari suatu digital library ini dibagi kedalam dua
golongan yaitu member(anggota) dan non member(non anggota). Anggota biasanya
dapat mendapatkan semua informasi yang ada di digital library dan dapat
melakukan transaksi perpustakaan sedangkan non anggota hanya dapat melihat isi
katalog dari digital library dan tidak dapat melakukan transasaksi perpustakaan
atau hanya bisa melihat koleksi-koleksi tertentu saja yang dirasa layak untuk
diketahui umum.
Pembangunan Digital Library
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pembangunan digital library:*
Funding.* Free or fee.* Authority.* Censorship.* Social impact.* Democrazy and
citizenship.* Libraries as publishers
Kondisi di
Indonesia
Di Indonesia terdapat hambatan-hambatan untuk pembangunan digital
library, faktor-faktor yang menghambat untuk pembangunan digital library
diantaranya :* Komunikasi masih mahal.* Infrastruktur kurang memadai.* Aspek
birokrasi dan politis.* Kondisi sosial masyarakat pengguna informasi.* Aspek
HaKI.
Keuntungan Digital Library:
1. Satu file Resources atau content bisa diakses secara bersama-sama
(Access).
2.Menurunkan Budget. Tidak diperlukan lagi investasi untuk pembangunan
gedung yang besar untuk menampung jumlah koleksi sedemikian banyak. Semua dikarenakan
semua koleksi sudah dalam format digital dan disimpan dalam harddisk dalam
kapasitas besar apabila kapasitas harddisk kurang maka tinggal
ditambah/diupgrade kapasitas harddisknya saja. Selain itu biaya maintenance
dari gedung otomatis hilang karena sudah tidak ada gedung dalam digital library
ini. Biaya operational yang mungkin harus di keluarkan adalah maintenance
perangkat komputer dan biaya jaringan.
3.Efisiensi. Dengan adanya digital library ini maka tidak diperlukan
lagi bangunan-bangunan secara fisik karena semua koleksi atau konten sudah
dalam bentuk digital tidak berbentuk fisik lagi. Demikian pula bagi pustakawan
tidak perlu lagi mengulang-ulang jawaban terhadap pertanyaan yang sama karena
digital library menyediakan seluruh fasilitas yang bisa menjawab pertanyaan
pelanggan secara on line.
4.Sebuah model bisnis baru. Dengan adanya digital library ini
memungkinkan perpustakaan atau penerbit mengembangkan sebuah model bisnis baru.
Untuk perpustakaan, dengan aplikasi seperti ini dapat mengembangkan
institusinya tidak hanya menyewakan buku secara fisik tetapi dapat juga
menyewakan buku-bukunya secara on-line (e-book rental) bahkan dapat saja
perpustakaan tersebut pada suatu saat bisa berfungsi juga sebagai penerbit.
Untuk penerbit konsep ini memungkinkan bisnis penerbitan dikembangkan lagi
menjadi sebuah perpustakaan digital. Dalam hal ini semua hasil terbitan
penerbit tersebut yang berbentuk digital format dikumpulkan dan kemudian
diklasifikasikan. Selanjtunya di publish dalam bentuk perpustakaan maya ini.
Ada keuntungan ganda dari penerapan konsep digital library kepada dunia
penerbitan. Pertama, penerbit bisa melakukan penjualan secara online
buku-bukunya bahkan buku-buku tersebut bisa dijual dalam bentuk digital
(e-book). Kedua, penerbit tersebut bisa memfungsikan diri sebagai perpustakaan
digital yang menawarkan jasa seperti perpustakaan lainnya.
Masalah pada Digital Llibrary
1.Masalah mendigitalkan Dokumen. Pembuatan digital library tidak menemui
masalah selama dokumen yang diterima berupa file elektronik. Masalah muncul
pada saat dokumen yang diterima berupa file non-elektronik, misalnya berupa
kertas atau buku. Hal ini merupakan masalah utama pada pembuatan digital
library dengn dokumen dari perpustakaan umum atau grey literature.
2.Masalah Hak Cipta. Masalah ini sebagian besar terbagi menjadi dua :
1. Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan. Yang termasuk di dalamnya adalah merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke database, merubah digital dokumen kehypertext dokumen. Hak cipta pada dokumen di Communication Network. Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan dengan jelas. Hal yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak meminjamkan, hak memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat umum atau pribadi, semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di dalamnya internet, intranet dan sebagainya.
Pengaturan hak cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama untuk memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud nyata adalah penelitian tentang ECSM(Electronic Copyright Management System), yang intinya adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh user secara otomatis
1. Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan. Yang termasuk di dalamnya adalah merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke database, merubah digital dokumen kehypertext dokumen. Hak cipta pada dokumen di Communication Network. Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan dengan jelas. Hal yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak meminjamkan, hak memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat umum atau pribadi, semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di dalamnya internet, intranet dan sebagainya.
Pengaturan hak cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama untuk memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud nyata adalah penelitian tentang ECSM(Electronic Copyright Management System), yang intinya adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh user secara otomatis
3.Masalah Penarikan biaya. Hal ini menjadi masalah terutama untuk
digital library swasta yang menarik biaya untuk setiap dokumen yang di
akses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar